Senin, 27 Mei 2013

Perilaku Keren Guru yang Tak Patut Ditiru



Berikut ini ada 10 penyakit yang harus dihandari oleh seorang guru:

1.     TIPUS : Tidak punya selera
      Ketika lonceng tanda masuk telah berbunyi, guru yang mempunyai gejala tipus, masih berpur-pura mempersiapkan diri mencari buku-buku persiapan mengajar. Setelah itu mencari teman sejawat yang juga masuk kelas bersamaan pada jam tersebut untuk diajak ngobrol terlebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena guru tidak mempunyai persiapan yang matang sebelum masuk kelas.
2.    MUAL : mutu amat lemah         
Tanda-tanda mual ini dapat dari kepemilikan sumber bacaan dan sumber informasi yang dimiliki
guru, bahan refrensi pembelajaran sudah ketinggalan jaman, dan banyak guru yang alergi dengan bahasa inggris. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional tidak bisa dielakkan..
3.    KUDIS : Kurang disipilin
Pemanfaatan waktu yang kurang efektif saat berinteraksi dengan peserta didik, tak jarang KUDIS ini menyebabkan kegiatan pembelajara selesai sebelum lonceng keluar dibunyikan.
4.    ASMA : Asal masuk kelas
Banyak yang beranggapan bahwa kalau guru masuk kelas tidak membawa buku adalah guru yang hebat, padahal setiap kegiatan pembelajaran siswa selalu mengalami perkembangan sesuai kemajuan informasi dan teknologi, dan guru tidak menyadari bahwa informasi yang diperoleh peserta didik sudah melebihi pengetahunan dan keterampilan yang dimiliki guru.
5.    TBC : Tak bisa computer
Penyakit ini dapat dilihat pada pelaksanaan Uji Kompetnsi Guru, dari kemampuan menjinakkan mouse di depan komputer, membuka internet, dan mengaskes materi pembelajaran.
6.     KUSTA : Kurang strategi
Strategi pembelajaran merupakan hasl yang sangat penting dalam belajar. Secara umum guru kurang menguasai strategi belajar sehingga banyak siswa yang keluar-masuk saat dia mengajar adalah salah satu ciri penderita kusta.
7.     KRAM : Kurang terampil
Keterampilan seorang guru dalam mengelola kelas, belumlah cukup untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Kemampuan individual guru dalam penguasaan materi, penggunaan alat-alat laboratorium dan evaluasi yang tepat adalah factor utama dalam pembelajaran.
8. ASAM URAT: Asal Sampai materi kurang akurat
      Penyakit asam urat terjadi bila saluran pembulut darah mengalami gangguan, demikian juga guru yang merupakan yang saluran informasi kepada siswa mengalami gangguan,apa yang terjadi? Guru tidak memiliki motivasi, tanggungjawab moral atau social sehingga pembelajaran hanya berupa informasi sekilas untuk mencapai target kurikulum.
9.    LESU : Lemah sumber
      Bila sebuah rangkaian listrik mengalami lemah sumber arus tak akan dapat menghidukan bola lampu yang jauh diatas gunung atau tak akan dapat mengihupkan motor listrik, akan mengakibatkan kerusakan pada system. Demikan halnya dalam belajar jika sumber lemah akan mengakibatkan perbedaan penafsiran, atau tidak bermanfaat sama sekali bagi peserta didik.
10. DIARE : dikelas anak-anak diremehkan
Mari para guru kita hindari penyakit-penyakit di atas Ada yang punya daftar penyakit lain yang harus dihindari? Silahkan sampaikan di kolom komentar. Dipastikan kesebelas penyakit di atas bisa menular dan sangat berbahaya bagi masa depan pendidikan di negeri kita, untuk itu waspadalah jangan sampai salah satu dari sebelas penyakit itu ada pada kita, dan jika memang sudah ada segera obati datangai dokter spesialis penyakit guru, perbanyak belajar, baca buku-buku bermutu, tingkatkan disiplin, sebelum masuk kelas lakukan persiapan sematang mungkin, pilih strategi dan metode yang cocok dengan materi ajar yang akan disampaikan, sekali-kali pergunakan media pembelajaran multimedia berbasis IT untuk membuktikan bahwa kita sebagai guru tidaklah gaptek dan memiliki keterampilan yang memadai. Dan dengan demikian materi yang kita sampaikan akan tepat sasaran karena diawali dengan penggunaan metode dan strategi yang tepat, libatkan anak untuk menyelesaikan masalah dan untuk menemukan materi yang diajarkan, jangan remehkan kemampuan anak, bahkan mungkin penemuan anak secara langsung akan materi ajar yg sedang dipelajari jauh akan membekas dalam ingatan daripada materi yang dijejali oleh guru. 

Bagaimanapun juga kualitas pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di dunia internasional. Sikap dan perilaku profesional seorang pendidik akan mampu membawa dunia pendidikan lebih berkualitas. Dengan demikian diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya. dan STOP kekerasan terhadap anak. 


Rujukan:
1. Azwar S. 2002. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Undang Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Quantum Teaching.
3. Mulyasa.E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung, Remaja Rosdakarya.
4. Walgito, Bimo 1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar