Berikut ini ada 10 penyakit yang harus dihandari oleh seorang guru:
1. TIPUS : Tidak
punya selera
Ketika lonceng tanda masuk telah berbunyi,
guru yang mempunyai gejala tipus, masih
berpur-pura mempersiapkan diri mencari buku-buku persiapan mengajar. Setelah
itu mencari teman sejawat yang juga masuk kelas bersamaan pada jam tersebut
untuk diajak ngobrol terlebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena guru tidak mempunyai persiapan
yang matang sebelum masuk kelas.
2. MUAL : mutu amat lemah
Tanda-tanda mual ini dapat dari kepemilikan sumber bacaan dan sumber informasi
yang dimiliki guru,
bahan refrensi pembelajaran sudah ketinggalan jaman, dan banyak guru yang
alergi dengan bahasa inggris. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional tidak bisa
dielakkan..
3. KUDIS : Kurang disipilin
Pemanfaatan
waktu yang kurang efektif saat
berinteraksi dengan peserta didik, tak jarang KUDIS ini menyebabkan kegiatan
pembelajara selesai sebelum lonceng keluar dibunyikan.
4. ASMA : Asal masuk kelas
Banyak yang beranggapan
bahwa kalau guru masuk kelas tidak membawa buku adalah guru yang hebat, padahal
setiap kegiatan pembelajaran siswa selalu mengalami perkembangan sesuai kemajuan
informasi dan teknologi, dan guru tidak menyadari bahwa informasi yang
diperoleh peserta didik sudah melebihi pengetahunan dan keterampilan yang
dimiliki guru.
5. TBC : Tak bisa computer
Penyakit ini
dapat dilihat pada
pelaksanaan Uji Kompetnsi Guru, dari kemampuan menjinakkan mouse di
depan komputer, membuka
internet, dan mengaskes materi pembelajaran.
6. KUSTA : Kurang
strategi
Strategi pembelajaran merupakan hasl
yang sangat penting dalam belajar. Secara umum guru kurang menguasai strategi
belajar sehingga banyak siswa yang keluar-masuk saat dia mengajar adalah
salah satu ciri penderita kusta.
7. KRAM : Kurang
terampil
Keterampilan seorang guru dalam
mengelola kelas, belumlah cukup untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kemampuan individual guru dalam penguasaan materi, penggunaan alat-alat
laboratorium dan
evaluasi yang tepat adalah factor utama dalam pembelajaran.
8. ASAM
URAT: Asal Sampai materi kurang akurat
Penyakit asam urat terjadi bila saluran
pembulut darah mengalami gangguan, demikian juga guru yang merupakan yang
saluran informasi kepada siswa mengalami gangguan,apa yang terjadi? Guru tidak
memiliki motivasi, tanggungjawab moral atau social sehingga pembelajaran hanya
berupa informasi sekilas untuk mencapai target kurikulum.
9. LESU : Lemah sumber
Bila sebuah rangkaian listrik mengalami
lemah sumber arus tak akan dapat menghidukan bola lampu yang jauh diatas gunung
atau tak akan dapat mengihupkan motor listrik, akan mengakibatkan kerusakan
pada system. Demikan halnya dalam belajar jika sumber lemah akan mengakibatkan
perbedaan penafsiran, atau tidak bermanfaat sama sekali bagi peserta didik.
10. DIARE : dikelas
anak-anak diremehkan
Mari para guru
kita hindari penyakit-penyakit di atas Ada yang punya daftar penyakit lain yang
harus dihindari? Silahkan sampaikan di kolom komentar. Dipastikan kesebelas
penyakit di atas bisa menular dan sangat berbahaya bagi masa depan pendidikan
di negeri kita, untuk itu waspadalah jangan sampai salah satu dari sebelas
penyakit itu ada pada kita, dan jika memang sudah ada segera obati datangai
dokter spesialis penyakit guru, perbanyak belajar, baca buku-buku bermutu,
tingkatkan disiplin, sebelum masuk kelas lakukan persiapan sematang mungkin,
pilih strategi dan metode yang cocok dengan materi ajar yang akan disampaikan,
sekali-kali pergunakan media pembelajaran multimedia berbasis IT untuk
membuktikan bahwa kita sebagai guru tidaklah gaptek dan memiliki keterampilan
yang memadai. Dan dengan demikian materi yang kita sampaikan akan tepat sasaran
karena diawali dengan penggunaan metode dan strategi yang tepat, libatkan anak
untuk menyelesaikan masalah dan untuk menemukan materi yang diajarkan, jangan
remehkan kemampuan anak, bahkan mungkin penemuan anak secara langsung akan
materi ajar yg sedang dipelajari jauh akan membekas dalam ingatan daripada
materi yang dijejali oleh guru.
Bagaimanapun juga kualitas pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di
dunia internasional. Sikap dan perilaku profesional seorang pendidik akan mampu
membawa dunia pendidikan lebih berkualitas. Dengan demikian diharapkan mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu membentuk manusia
Indonesia seutuhnya. dan STOP kekerasan terhadap anak.
Rujukan:
1. Azwar S. 2002. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Undang Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Quantum Teaching.
3. Mulyasa.E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung, Remaja Rosdakarya.
4. Walgito, Bimo 1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM